Jumat, 01 Februari 2013

TEKNIK KENDARAAN RINGAN


DASAR KOMPETENSI KEJURUAN
  • Pengetahuan dasar teknik mesin
  • Pelaksanaan pemeliharaan / service komponen
  • Pemasangan system hidrolik
  • Pemeliharaan / service system hidrolik
  • Pemeliharaan / service kompresor udara dan komponennya
  • Melaksanakan prosedur pengelasan, pematrian, pemotongan dengan panas dan pemanasan
  • Pembacaan dan pemahaman gambar teknik
  • Penggunaan dan pemeliharaan alat ukur
  • Mengikuti prosedur kesehatan dan keselamatan kerja serta pemeliharaan tempat kerja
  • Pelaksanaan operasi secara manual
KOMPETENSI KEJURUAN
  • Melepas, memasang dan menyetel roda
  • Pembongkaran, perbaikan dan pemasangan ban luar
  • Pengujian pemeliharaan / service dengan baterai
  • Kontribusi komunikasi di tempat kerja
  • Pemeliharaan / service system pendingin dan komponennya
  • Perbaikan system pendingin dan komponennya
  • Pemeliharaan / service system bahan bakar bensin
  • Pemeliharaan / service system bahan bakar diesel
  • Pemeliharaan  / service unit kopling dan komponen system pengoperasian
  • Perbaikan kopling dan komponennya
  • Pemeliharaan / service transmisi, manual, proses penggerak roda
  • Perakitan dan pemasangan system rem
  • Pemeriksaan system kemudi, suspensi
  • Sistem kelistrikan, pengujian, dan perbaikan system penerangan dan wiring
  • Pemasangan asesories kelistrikan
  • Service engine dan komponennya
  • Overhaul system pendingin, kopling dan komponen
  • Service transmisi otomatis, drive / gardan
  • Balance roda, pemeliharaan system Ac

 FAIRING ORDER
a.    Kunci kontak ON platina dalam kondisi menutup
Arus listrik akan mengalir dari (+) battery menuju ke sekring kemudian ke terminal B kunci kontak - IG kunci kontak - (+) koil - kumparan primer koil - (-) koil - platina - massa.
Akibatnya pada kumparan primer koil timbul kemagnetan yang mempengaruhi kumparan skunder koil
Cara kerja sistem pengapian konvensional
Keterangan :
1.    Kumparan primer koil                           7. Battery 
2.    Kumparan skunder koil                         8. Kunci kontak
3.    Koil                                                       9. Distributor
4.    kondensor                                           10. Kabel busi/kabel tegangan tinggi
5.    Platina (kontak pemutus)                      11. Busi
6.    Sekring

b.    Platina mulai terbuka
Arus listrik dari battery ke kunci kontak ke koil ke platina sampai ke massa menjadi terputus. Akibatnya pada kumparan primer dan skunder koil terjadi induksi.
Pada kumparan skunder koil terjadi induksi tegangan tinggi yang besarnya 10.000 – 20.000 Volt yang dialirkan ke distributor dan ke masing-masing busi sehingga busi dapat meloncatkan bunga api listrik. Pada kumparan primer koil terjadi induksi sendiri yang besarnya 300 – 400 Volt yang selanjutnya disimpan di kondensor.
 
Pengapian CDI telah menjadi metode untuk mengontrol pengapian yang disenangi dalam beberapa tahun belakangan ini. Namun, seiring dengan perkembangan transistor yang bergandengan dengan berkembangnya pengontrolan dari tipe analog ke tipe digital, perusahaan/pabrik mulai mengembangkan sistem pengapian transistor.
Cara Kerja Sistem Pengapian Full Transistor
Ketika kunci kontak di-on-kan, arus mengalir menuju terminal E TR1 (transistor 1) melalui sekring, kunci kontak, tahanan (R) pada unit igniter yang selanjutnya diteruskan ke massa. Akibatnya TR1 menjadi ON sehingga arus mengalir ke kumparan primer koil pengapian menuju ke massa melalui terminal C – E pada TR1.
Pada saat yang bersamaan, sewaktu mesin berputar (hidup) timing plate tempat kedudukan reluctor juga ikut berputar. Ketika saat pengapian telah memberikan sinyal, sebuah arus akan terinduksi di dalam pick up coil dan arus tersebut akan dialirkan ke terminal B pada TR2 terus ke massa. Akibatnya TR2 menjadi ON, sehingga arus yang mengalir dari batrai saat ini disalurkan ke massa melewati terminal C – E pada TR2. Dengan kejadian ini TR1 akan menjadi OFF sehingga akan memutuskan arus yang menuju kumparan primer coil pengapian. Selanjutnya akan terjadi tegangan induksi pada kumparan primer dan kumparan sekunder koil pengapian. Karena perbandingan kumparan sekunder lebih banyak dibanding kumparan primer, maka pada kumparan sekunder terjadi induksi yang lebih besar sekitar yang bisa membuat terjadinya percikan bunga api pada busi untuk pembakaran campuran bahan bakar dan udara.