TEKNIK KENDARAAN RINGAN
DASAR KOMPETENSI KEJURUAN
- Pengetahuan dasar teknik mesin
- Pelaksanaan pemeliharaan / service komponen
- Pemasangan system hidrolik
- Pemeliharaan / service system hidrolik
- Pemeliharaan / service kompresor udara dan komponennya
- Melaksanakan prosedur pengelasan, pematrian, pemotongan dengan panas dan pemanasan
- Pembacaan dan pemahaman gambar teknik
- Penggunaan dan pemeliharaan alat ukur
- Mengikuti prosedur kesehatan dan keselamatan kerja serta pemeliharaan tempat kerja
- Pelaksanaan operasi secara manual
- Melepas, memasang dan menyetel roda
- Pembongkaran, perbaikan dan pemasangan ban luar
- Pengujian pemeliharaan / service dengan baterai
- Kontribusi komunikasi di tempat kerja
- Pemeliharaan / service system pendingin dan komponennya
- Perbaikan system pendingin dan komponennya
- Pemeliharaan / service system bahan bakar bensin
- Pemeliharaan / service system bahan bakar diesel
- Pemeliharaan / service unit kopling dan komponen system pengoperasian
- Perbaikan kopling dan komponennya
- Pemeliharaan / service transmisi, manual, proses penggerak roda
- Perakitan dan pemasangan system rem
- Pemeriksaan system kemudi, suspensi
- Sistem kelistrikan, pengujian, dan perbaikan system penerangan dan wiring
- Pemasangan asesories kelistrikan
- Service engine dan komponennya
- Overhaul system pendingin, kopling dan komponen
- Service transmisi otomatis, drive / gardan
- Balance roda, pemeliharaan system Ac
FAIRING ORDER
a.    Kunci kontak ON platina dalam kondisi menutup
Arus listrik akan mengalir dari (+) battery menuju ke sekring kemudian ke terminal B kunci kontak - IG kunci kontak - (+) koil - kumparan primer koil - (-) koil - platina - massa.
Akibatnya pada kumparan primer koil timbul kemagnetan yang mempengaruhi kumparan skunder koil

 Cara kerja sistem pengapian konvensional
Keterangan : 
1.    Kumparan primer koil                           7. Battery  
2.    Kumparan skunder koil                         8. Kunci kontak
3.    Koil                                                       9. Distributor
4.    kondensor                                           10. Kabel busi/kabel tegangan tinggi
5.    Platina (kontak pemutus)                      11. Busi
6.    Sekring 
b.    Platina mulai terbuka
Arus
 listrik dari battery ke kunci kontak ke koil ke platina sampai ke massa
 menjadi terputus. Akibatnya pada kumparan primer dan skunder koil 
terjadi induksi.
Pada
 kumparan skunder koil terjadi induksi tegangan tinggi yang besarnya 
10.000 – 20.000 Volt yang dialirkan ke distributor dan ke masing-masing 
busi sehingga busi dapat meloncatkan bunga api listrik. Pada kumparan 
primer koil terjadi induksi sendiri yang besarnya 300 – 400 Volt yang 
selanjutnya disimpan di kondensor.
Pengapian CDI telah menjadi metode untuk mengontrol pengapian yang 
disenangi dalam beberapa tahun belakangan ini. Namun, seiring dengan 
perkembangan transistor yang bergandengan dengan berkembangnya 
pengontrolan dari tipe analog ke tipe digital, perusahaan/pabrik mulai 
mengembangkan sistem pengapian transistor.
Cara Kerja Sistem Pengapian Full Transistor
Ketika kunci kontak di-on-kan, arus mengalir menuju terminal E TR1 
(transistor 1) melalui sekring, kunci kontak, tahanan (R) pada unit 
igniter yang selanjutnya diteruskan ke massa. Akibatnya TR1 menjadi ON 
sehingga arus mengalir ke kumparan primer koil pengapian menuju ke massa
 melalui terminal C – E pada TR1.

Pada saat yang bersamaan, sewaktu mesin berputar (hidup) timing plate 
tempat kedudukan reluctor juga ikut berputar. Ketika saat pengapian 
telah memberikan sinyal, sebuah arus akan terinduksi di dalam pick up 
coil dan arus tersebut akan dialirkan ke terminal B pada TR2 terus ke 
massa. Akibatnya TR2 menjadi ON, sehingga arus yang mengalir dari batrai
 saat ini disalurkan ke massa melewati terminal C – E pada TR2. Dengan 
kejadian ini TR1 akan menjadi OFF sehingga akan memutuskan arus yang 
menuju kumparan primer coil pengapian. Selanjutnya akan terjadi tegangan
 induksi pada kumparan primer dan kumparan sekunder koil pengapian. 
Karena perbandingan kumparan sekunder lebih banyak dibanding kumparan 
primer, maka pada kumparan sekunder terjadi induksi yang lebih besar 
sekitar yang bisa membuat terjadinya percikan bunga api pada busi untuk 
pembakaran campuran bahan bakar dan udara.

